11 April 2013

flash back

Kisah lama ini biarlah menjadi memory indah yang tak terlupakan, apa yang sempat terjadi di masa lalu adalah "pengalaman", dan semua kisah itu masih tesusun rapi dalam semua tulisan ini. Terima kasih kenangan, kau tlah banyak ajarkan aku akan arti sebuah "pengalaman".

19 Juli 2009

hufff

हफ्फ...

07 Oktober 2008

TENTANG AKU

MENUNGGU DENGAN LUKA

TANPA JUDUL

Aku terhempas lagi
Aku terkapar tak berdaya
Sekali lagi aku dikalahkan oleh keadaan

Harapan yang aku pakai lepas lagi
Menjauh karena ada batas yang tak lagi bisa dilampaui
Mempertahankan cinta usang terasa menyakitkan
Walau tak mau lagi aku genggam tapi tak akan bisa kubuang

Kenapa selalu aku yang kalah
Kenapa tak bisa kurebut bahagia itu
Terlalu kerdilkah hidupku sehingga dia selalu menjauh
Terlalu ringankah ini sehingga menjadi mudah terbang

Tak lagi bisa aku berpikir
Semua yang ada begitu hambar
Tak akan ada lagi sentuhan indah itu
Tak akan ada lagi pelukan hangat itu
Tak akan ada lagi tatapan kasih itu
Tak akan ada lagi …

Aku dibelenggu tak bisa pergi
Aku berteriak tak didengar
Karena tak ada suara yang keluar
Aku sayank dia …….

06 Oktober 2008

SIAPA AKU DI MATAMU

Aku terbuang seperti sampah...
Aku merasa terinjak-injak oleh siapa yang aku yakinin...
oleh seorang yang aku percaya..
kenapa?
Kenapa kau campakkan aku seperti ini?
Tidakkah lagi aku ini berarti dalam hidupmu?
TIdakkah lagi aku kau butuhkan???

SHIT....

"apa pernah aku lari saat kau ada masalah?
Apa pernah aku sembunyi saat kau membutuhkanku?
Apa pernah sekali aja aku bilang sibuk saat kau butuh temen cerita?
Apa ini balasanmu sahabat?
Kenapa sebuah kesalahan kau manfaatkan untuk pergi dariku???"

SAHABAT, DATANG DAN PERGI

Sebuah puisi tak akan melukiskan indahnya persahabatan yang datang dan pergi menempati ruang waktu ini. Sahabat, seseorang yang mungkin terasa nyaman bila ada mereka di sekitar kita, ataupun hanya pelarian belaka di tengah masalah yang tak habis-habisnya dalam kehidupan kita. Seseorang yang menganggap engkau sahabat adalah seseorang yang merasakan sakit jika sahabatnya sakit. Tapi aku bukan sahabat yang baik, aku hanya teman biasa bagimu. Jadi harap maklum kalau kamu sering merasa kesal terhadapku! Mungkin aku sahabat yang tidak baik bagi kamu, tetapi kamu adalah sahabat yang terbaik buatku.


Jangan salahkan cinta yang merusak persahabatan yang telah terjalin indah sebelumnya! Karena persahabatan tak akan terjalin tanpa adanya cinta. Memang semua adalah kesalahanku yang tak bisa mengontrol keadaan sehingga suasana semakin memburuk belakangan ini, tapi apa mau dikata? Bersyukur sahabatmu tidak hanya aku, tapi masih banyak orang-orang yang rindu menjadi sahabatmu. Tapi satu hal, suka duka pada musim-musim itu akan menjadi pengalaman berharga bagi aku! Suatu saat aku pasti akan merasakan betapa ruginya kalau aku kehilangan seorang sahabat seperti kamu.

PERIH

TERIMA KASIH ATAS KASIH SAYANG DAN CINTAMU YANG MENJADIKAN AKU PERIH,
PERIH YANG TERLALU BESAR SEHINGGA TAK MAMPU TUK TERLIHAT...

DEJAVU

Dikeningmu kucium aroma kepedihan
Luka yang ditinggalkan elang sebelum ia terbang

Di bibirmu kukecup rasa getir yang menyayat
Duri yang ditanamkan kelana dalam tanah kemarau gersang

Dalam bukubuku jemarimu
Tersemaikan dingin yang menusuk
Airmata mengering oleh danau hitam pualam

Berkecamuk dimatamu nelangsa yang menitik
Asin menjadi garam dalam samudera pilu

Di sudut lesungmu yang mencibir rahasia hati
Terbang bersama angin yang meranggaskan pepohonan
Siapa mengerti hati yang tetapkan pijakan
Walau runtuh hingga berdebu tersapu angan masa lalu

MIMPI

Semalam aku bermimpi dalam tidurku, indah dan sangat indah sekali,
Aku bermimpi tentang khayalku disaat aku sadar dan bukan saat aku tidur,
Entah apa maksud dari mimpiku itu,
Kenapa khayalku hadir dalam mimpi itu…
Apakah sebuah kebahagiaan akan menghampiriku?
Apakah mimpi tidak sekedar mimpi?
Atau mungkin itu suatu pertanda baik untukku?

NB : dibuat saat aku terbangun dari mimpiku, selasa,7 OKTOBER 2008 pukul 06 :00…

MENUNGGU DENGAN LUKA

Cinta datang,
Saat hati bergelora,
Cinta pergi,
Saat hati membutuhkan,,,
Kenapa cinta datang sendirinya?
Kenapa cinta pergi seenaknya?
Ingin ku mengukir cinta kita,
Agar abadi dalam jiwa,
Walaupun perih kurasa,
Ku kan selalu menunggumu…!!!
Dengan hati yang terluka…

BISU...

Detik ini kian berlalu,
Mentari yang dulu indah,
Kini hanya terlihat seketika,
Nadi berdetak tak menentu,
Seelok hati yang sedang gusar,
Diam kelu tak terucap,
Bahkan tak berbisik,
Kenapa?
Karena hati tak perlu mendengar lidah berucap,
Tapi hati mendengar apa yang tidak didengarnya…

TANGISKU

Aku menangis dalam sepi,
Menatap lorong masa lalu yang begitu indah,
Bercahaya penuh makna,
Disana Cuma ada tawa, canda dan tangis kebahagiaan,
Tapi semua telah sirna,
Lorong itu tak lagi bercahaya,
Cahayanya telah pergi,
Meninggalkan hati yang sendiri,
Ingin kuraih kembali cahaya itu,
Tuk tetap bersinar di lorong hatiku,
Aku merindukanmu sahabat lamaku…

DALAM DIAMKU

Aku membatu di hadapmu,
Diam kelu tak berucap,
Ragu tuk berkata,
Takut tuk menatap,,,
Aku rindu, tapi kau takkan mengerti,
Hati ini hancur, tapi kau juga tak mengerti,
Haruskah aku mati terbunuh cintaku?

ISI HATI

Ada yang menetap di hati,
Berbisik merayu dalam tatap,
Ada juga yang tersangkut pada lidah,
Tertahan kelu tak terucap,
Bibir menyungging sejuta makna,
Cahaya wajah tersebar merona…
Dinding diri masih mampu bertopang,
Sampai kapan?
Sampai kapan ia dapat?
Ahh…
Peri berpanah itu hadir lagi,
Mengapa tak kau hadirkan penolong jiwa?
Aku masih terpatung disini,
Masih ada asa yang berlubuk,
Menunggu pemuja bersujud di hadapku,
Sampaikan tiga rangkai kata…
Aku sayang kamu…

AKU BUKAN SIAPA-SIAPA

Aku bukan siapa-siapa,
Saat aku berdiri tegak,
Menatap ke depan,
Pada masa akan tiba,,,
Aku juga bukan siapa-siapa,
Saat aku coba bertahan,
Menanti nyata pada kehidupan,
Dan desah nafas tak henti,
Mengiringi detak hati,
Bersama bintang yang menari,,,
Aku tetap bukan siapa-siapa,
Aku hanya ingin satu,
Ia terima apa adanya aku…

TIADA HARI TANPA CINTAMU

Gemuruh hati nelangsa,
Dalam gelisah nafsu cinta,
Bertabur dian gemerlap merona,
Tahan mawar dalam dada,,,
Sempat termaktub dalam hidup,
Henya termiliki seorang putri,
Tercinta, dicinta,
Ucap ijab dalam hati,,,
Roh bermain antara kegamangan,
Kecintaan berhari terpahat,
Tertahan bagai dara bara cinta,
Menyusup bertulang daging,
Terbesit harap memiliki,,,
Selalu terlalui hari tercipta,
Bersama bintang amor,
Dari seorang putrid,
Bermahkota hati,
Selamanya…

ISI HATI YANG TERPENDAM

Sendiri ku termangu,
Menatap megahnya istana cinta,
Tampa duduk seorang putri,
Bertemankan peri yang setia,
Menanti hadirnya pangeran hati,,,
Kutatap matanya dari keterdalaman hati,
Aku diam membisu,
Ingin kudekati dirinya,
Sampaikan isi hati yang membara…
Namun ku takut,
Ku takut tak mampu mengungkap rasa ini,
Apa harus?
Mungkin harus kusampaikan padanya,
Sampaikan isi hati yang terpendam,
“aku sayang kamu”
Selamanya…

BINTANG HATIKU

1000 bintang hadir dalam setiap malam sepiku,
Menyinari gelap hati ini,
Yang terluka karena cinta,
1000 bintang hadir dalam setiap gundah gelisahku,
Memberi ketenangan pada jiwa,
Yang tergores bara cinta,
Namun hari ini hanya ada 1 bintang,
Tapi dia hadir dalam setiap suasana hatiku,
Memberi kehangatan pada jiwa,
Bintang itu adalah
KAMU…

UNGKAP

Jiwa berteriak,
Memanggil hati seorang bidadari,
Dengan nafas kegelisahan penuh tanya,
Ingin kududuk di sampingnya,
Mengungkap isi hati yang terbakar ,
Oleh bara api cinta,
Walau hati terus nelangsa,
Sempat termaktub dalam hidup,
Tuk selalu mencintai dirimu,
Hingga kuungkap isi hati,
Membentuk tiga rangkai kata,
Aku sayang kamu,
Hari ini,
Besok,
Selamanya…

KHAYALKU

Hidup ini…
Bagai jalan tak berujung,
Setiap apa terjadi tak ada habisnya,
Begitu pula cintaku,
Selalu terberi untukmu,
Namun…
Cinta itu hanya khayal belaka,
Setiap kata terucap dari kalbu,
Tak pernah teringat di hatimu,
Biar…
Biar cinta itu terus tersimpan di kalbu,
Biar cinta itu terus berjalan menyusuri hati bidadari,
Hingga akhirnya bidadari cinta bertahta,
Penuh kasih yang utuh,
Sempat termaktub dalam hidup,
Tuk berada disisimu,
Selamanya…

PERJALANAN CINTA

Hati gundah…
Berkhayalkan perjalanan cinta,
Membawa busur panah,
Menancap pada hati setiap bidadari,
Mungkinkah ?
Mungkin saja aku dapat cinta itu,
Hati nelangsa…
Menatap mata penuh cinta,
Dan aku masih terdiam disini,
Terpatung tetap menanti,
Menanti hadirnya bidadari amor,
Mengarah padaku,
Bila saat itu tiba,
Kan kuungkap tiga rangkai kata,
AKU CINTA KAMU,
selamanya…

TENTANG DIA

Dia…
Dia selalu terlukis di hati,
Dan tak akan kuhapus,
Sepanjang nafas masih berhembus,
Ingin kulukis kembali dirinya,
Untuk kusimpan di jiwa,
Sebagai penenang hati,
Sewaktu ku merindunya,
Tak lepas tatapku untuknya,
Terlihat hati yang menangis,
Berurai air mata,
Tak kan terkikis hatiku,
Tuk selalu mencintainya,
Selamanya…

SEBUAH KEPASTIAN

Malam begitu indah,
Bertebarkan dian merona
Dan nur rembulan,
Tapi tidak dengan hati ini
Yang selalu nelangsa,
Ingin kudekap matahari,
Tuk selalu menerangi langit hati,
Yang redup karena cinta,
Ketidakpastianmu,,,
Akan menjadi Tanya dalam hidupku,
Apakah kau tetap milikku,
Atau hanya akan menjadi kenangan terindah dalam hidupku ?
Entahlah…
Biar waktu ynag akan menjawabnya,
Sampai kepastian itu tiba pada hati ini…

SAHABAT

Dialah Sahabat…
Hadir dalam setiap resah gelisah hati,
Sejukkan jiwa bersamamu pasti,
Dialah Sahabat…
Temani dalam setiap kenelangsaan,
Mengisi kekosongan hati,
Dialah Sahabat…
Kan selalu ada dalam setiap suasana hati,
Menghempaskan kegamangan kalbu,
Dan Dialah Sahabat…
Tak kan terganti sepanjang masa,
Tak kan terpisah selama nyawa masih bernafas,
Hari ini,
Besok,
Selamanya…

BINTANG

Andai bintang mengerti,
Akan kelamnya hati ini,
Mungkin aku tak akan sendiri,
Di sunyinya senja,
Andai bintang mengerti,
Akan gundahnya jiwa ini,
Mungkin aku tak akan termangu,
Menatap kegalauan hati,
Dan andai bintang mengerti,
Akan isi hati ini,
Maka ia akan selalu ada,
Dalam sejuknya jiwa ini…

KEMANA LANGKAHKU

Ketika kehidupan mengajarkanku tentang arti cinta…
Berbagai pengorbananpun tercurahkan untuknya..
Namun tidak semua pengorbanan itu,
Menemukan jalan kebahagiaan..
Melainkan berhenti di sebuah persimpangan antara CINTA dan DERITA,,,
Kemanakah langkah ini akan berbelok???

AKU ADA DIMANA KAU ADA

Aku bukanlah bintang
Yang selalu hadir dalam setiap malammu,
Menemani sunyi senyap sepimu,
Aku bukanlah matahari
Yang selalu hadir dalam setiap siangmu,
Menerangi gelapnya hatimu,
Namun aku adalah nafasmu,
Yang selalu kau hela setiap saat,
Dan selalu ada kapan dan dimanapun kau berada…

SELAMAT DATANG DI PAGI YANG CERAH

Ketika mentari menyambut pagi,
Sejuta kehangatan terasa di jiwa,
Betapa indah sang surya bersinar,
Menghangatkan kegundahan di sanubari,
Lihatlah!
Mentari itulebih bersinar sekarang,
Dia tersenyum menyapa pada setiap yang melihatnya,
Selamat datang!!!
Selamat datang di pagi yang cerah…

ANGANKU

Malam takan sepanjang ini,
Jika sebuah bintang membawamu ke sini,
Menguncimu di hatiku, tak lagi tergapai,
Oleh pemilimu sekalipun,
Jemput aku…
Antar aku…
Pada sebuah mimpi tentang istana kecil,
Dengan nama kita di pintunya,
Mengapa selalu tak pernah ada bintang jatuh,
Saat tahu apa yang ingin aku cumbu…

LUKA-LUKA CINTA

Cinta tak akan pernah mengenyam keagungan dan keindahannya sebelum diuji oleh rengsa dan nestapa yang menyayat-nyayat berlahan jiwa…
Para pencinta yang tak pernah merasakan perihnya luka-luka cinta belumlah cukup untuk menyebut dirinya Pencinta Sejati…
Karenanya, janganhlah engkau menyesali luka-luka cinta yang mengguncang berlahan jiwamu, sebab dari jalan itulah engkau akan menikmati indahnya mutiara-mutiara Cinta Sejati

PUISI

Sahabat-sahabatku tercinta, ketahuilah bahwa puisi adalah jelmaan suci dari senyuman. Puisi adalah tarikan nafas yang panjang dan dalam yang mengeringkan linangan air mata. Puisi adalah kehidupan yang berdenyut di kedalaman jiwa, yang makanannya adalah hati dan minumannya adalah anggur kasih sayang.
Maka puisi apapun yang tidak bersumber dari kejadian itu adalah Karya yang palsu.

KAWANKU

Kawanku, aku bukanlah apa yang tampak padaku. Penampilan tak lebih hanyalah pakaian yang kukenakan--kain bagus yang melindungiku dari cecaran pertanyaanmu dan menjagamu dari kealpaanku.

“Aku” di dalam diriku, kawanku, mendekam di rumah keheningan, dan disana ia akan tinggal selamanya, tak teraba, tak terdekati.

Mustahil bagiku untuk membuatmu meyakini apa yang kukatakan atau memercayai apa yang kulakukan-sebab ata-kataku hanyalah isi pikiranmu yang kusuarakan dan tindakanku adalah harapanmu yang diwujudkan.

Ketika kau berkata, “Angin bertiup ke timur,” aku mengataan ”Ya, angin memang bertiup ke timur”; sebab aku tak bisa membuatmu paham bahwa pikiranku tidak berumah di angin melainkan di permukaan laut.

Engkau tidak bisa memahami kembara pikiranku, dan aku tak bisa membuatmu paham. Aku akan sendirian saja di laut.

Jika siang merapat padamu, kawanku, maka malam merapat padaku; tapi aku lantas berbicara tentang tengah hari yang menari di punggung-punggung bukit dan tentang bayang-bayang ungu yang mencuri jalan ke arah lembah; karena kau tidak bisa mendengar nyanyian kegelapanku atau menyaksikan kepak sayapku memukul bintang-bintang—dan aku sudah terbiasa tidak mendapati engkau mendengar atau melihat. Aku akan sendirian berkawan malam.

Ketika kau naik ke surgamu, aku turun ke nerakaku—dan kemudian kau memintaku untuk menyebrangi teluk tanpa jembatan, “Temanku, kawanku,” dan aku menyeru balik kepadamu, “Kawanku, temanku”—karena aku tidak mungkin membuatmu melihat Nerakaku. Nyala api akn membakar pandang matamu dan asap akan menyesaki lubang hidungmu. Dan aku mencintai Nerakaku begitu rupa dan berharap kau akan mengunjunginya. Aku akan mendekam di neraka sendirian.

Kau mencintai kebenaran, Keindahan, dan kebajikan; dan demi engkau, aku mengatakan bahwa memang baik dan sudah selayaknya mencintai hal-hal itu. Tetapi di dalam hatiku aku terkekeh pada cintamu. Namun tak bisa membuatmu menyaksikan aku tertawa.

Aku akan tertawa sendirian.

Kawanku, engkau baik, waspada, dan bijaksana; ya, engkau sempurna—dan aku, begitu juga, berbicara kepadamu dengan bijak dan waspada. Sesungguhnya aku gila. Tetapi aku menopengi kegilaanku. Aku akan gila sendirian.

Kawanku, engkau bukanlah awanku, tetapi bagaimana cara membuatmu paham? Jalanku bukanlah jalanmu, tetapi kita jalan bersama bergandeng tangan.